Sakinah Mawaddah wa Rahmah

Standar

Semoga menjadi Keluarga Sakinah Mawaddah wa Rahmah kata-kata itulah yang sering diucapkan atau ucapan yang diberikan kepada calon suami-istri yang akan menikah.

Peranan Agama dalam membentuk keluarga Sakinah sangat penting, karena Agama merupakan ketentuan-ketentuan Tuhan yang membimbing dan mengarahkan manusia menuju kebahagiaan dunia dan akhirat. Ia berperan ketika pemeluknya memahami dengan baik dan benar, menghayati, dan mengamalkan ketentuan itu.

Dalam pandangan Al-Qur’an, salah satu tujuan pernikahan adalah untuk menciptakan sakinah, mawaddah, dan rahmat antara suami dan, istri, dan anak-anaknya. Hal ini tercemin dalam Al-qur’an surat Ar-Rum ayat 21 :

“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya (sakinah), dan dijadikan-Nya diantaramu mawaddah dan rahmat. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir. “

Kata Sakinah terambil dari Bahasa arab yang teridiri dari huruf-huruf sin, kaf, dan nun yang mengandung makna ketenangan atau antonim dari kegoncangan dan pergerakan. Berbagai bentuk kata yang terdiri dari ketiga huruf tersebut, kesemuanya bermuara kepada makna di atas. Misalnya rumah dinamai maskan karena ia adalah tempat untuk meraih ketenangan setelah penghuninya bergerak, bahkan boleh jadi mengalami kegoncangan di luar rumah.

Setiap jenis kelamin–lelaki atau perempuan, jantan atau betina–dilengkapi Allah dengan alat serta aneka sifat dan kecenderungan yang tidak dapat berfungsi secara sempurna jika ia berdiri sendiri. Kesempurnaan eksistensi makhluk hanya tercapai dengan bergabungnya masing-masing pasangan dengan pasangannya.

Benar bahwa sewaktu-waktu manusia bisa merasa senang dalam kesendiriannya, tetapi tidak untuk selamanya. Manusia telah menyadari bahwa hubungan yang dalam dan dekat dengan pihak lain akan membantunya mendapatkan kekuatan dan membuatnya lebih mampu menghadapi tantangan. Karena alasan-alasan inilah maka manusia menikah, berkeluarga, bahkan bermasyarakat dan berbangsa. Akan tetapi harus diingat bahwa keberpasangan manusia bukan hanya didorong oleh desakan naluri seksual, tetapi lebih daripada itu. Ia adalah dorongan kebutuhan jiwanya yang meraih ketenangan. Ketenangan itu didambakan oleh suami setiap saat, termasuk saat dia meninggalkan rumah dan anak istrinya, dan dibutuhkan pula oleh istri, lebih-lebih saat suami meninggalkannya keluar rumah.

Perlu dicatat bahwa sakinah bukan sekedar apa yang terlihat pada ketenangan lahir yang tercermin pada kecerahan raut muka yang ini bisa muncul akibat keluguan, ketidaktahuan, atau kebodohan. Akan tetapi sakinah terlihat pada kecerahan raut muka yang disertai kelapangan dada, budi bahasa yang halus, yang dilahirkan oleh ketengan batin akibat menyatunya pemahaman dan kesucian hati, serta bergabungnya kejelasan pandangan dengan tekad yang kuat. Itulah makna sakinah secara umum dan makna-makna tersebut yang diharapkan dapat menghiasi setiap keluarga yang hendak menyandang nama Keluarga Sakinah.

Disampin sakinah, al-Qur’an menyebut dua kata lain dalam kontek kehidupan rumah tangga yaitu mawaddah dan rahmat.

Penulis (Ust. Quraish Shihab) dalam bukunya yang berjudul Perempuan, mengalami kesulitan dalam menemukan padanan kata mawaddah_dalam bahasa indonesia–karena kata cinta belum menggambarkan secara utuh makna kata tersebut. akan tetapi bisa dijelaskan melaui dampak mawaddah bila telah bersemai dalam Jiwa seseorang. Ketika itu yang bersangkutan tidak rela pasangan atau mitra yang tertuang kepadanya mawaddah disentuh oleh sesuatu yang mengeruhkan pasangannya, kendati boleh jadi si penyandang mawaddah memiliki sifat dan kecenderungan kejam. Sesorang penjahat yang bengis sekalipun , yang dipenuhi hatinya oleh mawaddah, tidak akan rela pasangan hidupnya disentuh sesuatu yang buruk. Dia bahkan bersedia menampung keburukan itu atau mengorbankan diri demi kekasihnya. Ini karena makna asal kata mawaddah mengandung arti kelapangan dan kekosongan. Ia adalah kelapangan dada dan kekosongan jiwa dari kehendak buruk.

Rahmat/Rohmah dalam bahasa indonesia berarti Rasa Sayang, Rasa sayang kepada pasangannya merupakan bentuk kesetian dan kebahagiaan yang dihasilakannya.

Perlu digarisbawahi bahwa sakinah tidak datang begitu saja, tetapi ada syarat bagi kehadirannya. Ia harus diperjuangkan, dan yang pertama lagi utama, adalah menyiapkan kalbu. Sakinah/ketenangan demikian juga mawaddah dan rahmat bersumber dari dalam kalbu, lalu terpancar ke luar dari dalam bentuk aktifitas.

//catatan singkat dari buku berjudul Perempuan, penulis M. Quraish Shihab.

Satu tanggapan »

  1. Belum tuntas tulisannya nich…. hehe..

    Masih baca-baca bukunya Ust. Quraish Shihab yg judulnya Perempuan. disana banyak sekali yg bisa kita simaq dan kita hayati, betapa pentingnya seorang perempuan bagi seorang Lelaki. 🙂

  2. masih kurang lengkap coe….
    al hubb beda dengan mawaddah walau sama-sama bermakna cinta
    al hubb cinta yang didalamnya ada batasan waktu (pada titik tertentu ia akan bosan)
    mawaddah (cinta tanpa adanya batas waktu)

    : seokor harimau yang lapar sekalipun tak kan memakan anaknya sendiri
    itu karena adanya mawaddah dan bukan sekedar al hubb

    smoga bermanfaat, amin
    wallohu a’lam

  3. Ping-balik: Keluarga Sakinah, Mawadah, Wa Rohmah « The Angel of Love

Tinggalkan Balasan ke bagus Batalkan balasan